1. Habitus : Herba, semusim, tinggi kurang lebih 50cm
2. Batang : Berkayu, pangkal bulat, masih muda berbentuk segi empat, setelah tua bulat,
percabangan monopodia, hijau.
percabangan monopodia, hijau.
3. Daun : Tunggal, bulat telur, bersilang berhadapan, pangkal dan ujung runcing, tepi
rata, panjang kurang lebih 5cm, lebar kurang lebih 1.5cm, pertulangan menyirip,
panjang tangkai kurang lebih 30mm, hijau keputih-putihan, hijau.
rata, panjang kurang lebih 5cm, lebar kurang lebih 1.5cm, pertulangan menyirip,
panjang tangkai kurang lebih 30mm, hijau keputih-putihan, hijau.
4. Bunga : Majemuk bentuk tandan, diketiak daun dan diujung batang, kelopak lanset
berbagi 5, pangkal berlekatan, hijau, benangsari 2, bulat panjang, kepala sari
bulat, ungu, putik pendek, kelapa putik ungu kecoklatan, mahkota lonjong,
pangkal berlekatan, ujung pecah menjadi 4, bagian dalam putih bernoda ungu,
bagian luar berambut, merah.
berbagi 5, pangkal berlekatan, hijau, benangsari 2, bulat panjang, kepala sari
bulat, ungu, putik pendek, kelapa putik ungu kecoklatan, mahkota lonjong,
pangkal berlekatan, ujung pecah menjadi 4, bagian dalam putih bernoda ungu,
bagian luar berambut, merah.
5. Buah : Kotak, bulat panjang, ujung runcing tengah beralur masih muda hijau setelah
tua coklat.
tua coklat.
6. Biji : Kecil, bulat, masih muda putih kotor setelah tua coklat.
7. Akar : Tunggang, putih kecoklatan.
KANDUNGAN KIMIA SAMBILOTO
Androfolida, neoandrografolid, lakton, tanin, flavonoid
FARMAKOLOGI SAMBILOTO
Herba sambiloto sering juga digunakan pada penderita diare, ekstrak etanolik, kloroform dan butanol-dari herba sambiloto-dapat menghambat sindrom diare pada organ terisolasi hewan coba yang diinduksi enterotoksin Escherichia coli. Senyawa diterpen lakton andrografolid dan neoandrografolid. Memperihatkan anti sekresi terhadap enterotoksin Escherichia coli penginduksi diare. Andrografolid pada dosis 1mg memiliki aktivitas setara dengan loperaid pada uji enterotoksin Escherichia coli penginduksi diare yang labil terhadap panas, dan lebih efektif dibandingkan dengan loperamid pada uji enterotoksin Escherichia coli penginduksi diare yang stabil terhadap panas
KEAMANAN SAMBILOTO
Kandungan senyawa aktif sambiloto terbukti aman. Hasil uji toksisitas akut menunjukan LD50 sambiloto mencapai 27,5 g/kg bb. Pada pengujian toksisitas lainnya, pemberian ekstrak kering sambiloto sampai 100 mg/kg selama 60 hari tidak memberikan efek toksis pada organ reproduksi. Ekstrak sambiloto dosis 75,150 dan 225 mg/mencit per hari selama masa organogenesis memiliki aktivitas abortifum
DOSIS SAMBILOTO
3 X 2 tablet ( 500 mg ekstrak )/ hari pc.
0 komentar:
Posting Komentar